Kirab Budaya SMK Negeri 1 Temon dalam Rangka Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat ke-270
Kirab Budaya SMK Negeri 1 Temon dalam Rangka Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat ke-270
- 22 Feb 2025 08:06
- By ANTI UKI NUSANTARI, S.Th

Kamis Pon 20 Februari 2025 keluarga besar SMK Negeri 1 Temon, yang terdiri dari guru, karyawan, dan taruna taruni SMK Negeri 1 Temon Kelas X dan XI kurang lebih berjumlah 250 orang melaksanakan KIRAB BUDAYA. Kirab Budaya ini menggunakan pakaian adat busana Jawa Gagrag Yogyakarta dalam rangka Mangayubagya Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningarat Kaping 270. Adapun tema Kirab Budaya hari jadi Yogyakarta ini “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka.”
Rute Kirab Budaya SMK Negeri 1 Temon dimulai dari sekolah menuju - Jl. Glagah Kadidengen – Jl. Nasional Jogja Purworejo – Panceran – jalan persawahan Kalidengen dan kembali ke SMK Negeri 1 Temon berjarak sekitar 5 kilo meter. Kegiatan kirab dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 09.15 WIB. Kegiatan diawali dengan apel pagi oleh seluruh taruna dan pelepasan Kirab Budaya dilakukan oleh wakil Kepala Sekolah Bidang Humas oleh Bapak Suharta, S.AG., M.Pd I. serta dihadari dari pejabat Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulon Progo oleh Bapak Irfan Dedy Candra. S.M dan Ibu Waljiyah, S.Pd. Pengamanan selama pelaksanan jalannya Kirab Budaya ini didampingi oleh AIPA Joko Triyanto selaku Bhabinkamtibmas Kalurahan Kalidengen serta guru dan karyawan SMK Negeri 1 Temon.
Sepanjang perjalanan nampak antusias warga untuk meluangkan waktu menyaksikan Kirab Budaya yang dilakuakan oleh para warga SMK Negeri 1 Temon ini. Nampak salah satu moment terlihat di Sekolah Negeri Kalisari menyempatkan diri sesaat di jam pembelajaran berhenti untuk melihat Kirab Budaya ini dengan berdiri di pintu gerbang sekolah.
Hari jadi Ngayogyakarta ini perlu diwariskan kegenerasi muda, agar mereka tahu akan sejarah budaya mereka. Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bukan sekadar hari perayaan belaka, namun sebuah moment yang sangat penting di mana menandai awal mula eksistensi DIY dan menjadi identitas penting bagi masyarakat Yogyakarta. Penetapan Hari Jadi DIY melalui Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2024 ini memperkuat jati diri dan menjadi landasan untuk melangkah menuju masa depan yang gemilang bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa adanya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Islam yang terdapat di Kotagede, dan penetapan hari jadi pada tanggal 13 Maret 1755 yang menjadi tonggak monumental bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada saat itu, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I memproklamirkan Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kita ketahui Kirab merupakan tradisi yang sering dilakukan dalam acara keagamaan, adat, dan lain sebagainya. Kirab menjadi simbol penghormatan dari upacara atau acara yang diselenggarakan. Pentingnya Kirab budaya dapat kita maknai sebagai upaya nyata dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian budaya lokal yang harus terus dijaga dan dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Hal ini sebagai wujud penghargaan mereka terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menjadi bagian integral dari identitas dan kebanggaan mereka.
Kirab Budaya ini dilaksanakan secara serentak pada hari Kamis Pon, tanggal 20 Februari 2025 di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda, Dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta Kirab Budaya SMA/ SMK dan SLB Negeri dan Swasta di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta, salah satunya adalah SMK Negeri 1 Temon melaksanakan Kirab Budaya tersebut. Kirab Budaya dilaksanakan dengan mengenakan pakaian tradisional Gagrak Ngayogjakarta. Pakaian tradisional ini juga mempunyai makna tersendiri yang sangat mendalam. Dari istilah kata “Gagrag” berarti “gaya greg.” Dalam bahasa Jawa yang merujuk pada busaha Jawa Yogyakarta. Gagrag sendiri memiliki arti “cara berpakaian” atau “gaya berpakian” dalam bahasa Jawa. Istilah ini tentunya menggambarkan busana tradisional Jawa yang memiliki ciri khas dan filosofi tertentu. Penggunaan pakaian Gagrag Ngayogyakarta ini pada hari Kamis Pon tentu saja memiliki makna tersendiri, yakni ingin mewariskan pada generasi muda lewat pembiasaan yang dilakukan lewat filosofi-filosofi yang ada. Pengenalan budaya ini tentunya untuk memperkuat budaya Daerah Istimewa Yogyakarta itu sendiri. (AU).
Tulisan Lainnya

PENGUMUMAN KELULUSAN SMKN 1 TEMON TAHUN PELAJARAN 2024/2025
Berdasarkan Hasil Rapat Pleno Dewan Guru SMK Negeri 1 Temon tanggal 30 April 2025 tentang Penentuan Kelulusan Peserta...
Read More
SMK Negeri 1 Temon Jalin Kerja Sama dengan LANAL DIY: Perkuat Pendidikan Karakter dan Ketarunaan
Yogyakarta – Kamis, 6 Maret 2025, menjadi momen penting bagi SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo dengan...
Read More
Upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara di SMK Negeri 1 Temon
Temon, 1 Maret 2025 – SMK Negeri 1 Temon menggelar Upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara dalam rangka...
Read More
Rapat Pembinaan Pegawai SMK Negeri 1 Temon: Penguatan Kinerja dan Penerapan Deep Learning dalam Pendidikan
Temon, 28 Februari 2025 – SMK Negeri 1 Temon menggelar rapat pembinaan pegawai yang dihadiri oleh seluruh guru,...
Read More
Sebanyak 126 Taruna-Taruni SMK Negeri Temon Mengikuti ASPD Tahun 2025
Temon, 26 Februari 2025 – SMK Negeri Temon (Skaneto) melaksanakan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD)...
Read More
Comments